Menu
Voting Finalis Favorit
10th SATU Indonesia Awards 2019
Ai Nurhidayat

Penjaga Toleransi Multikultur

Ai Nurhidayat

Pangandaran - Jawa Barat

Ai Nurhidayat gusar dengan kondisi daerahnya, Pangandaran, Jawa Barat. Masyarakatnya sangat etnosentries karena sedikitnya pengetahuan mereka terhadap budaya luar, membuat pria lulusan S1 Komunikasi di Universitas Paramadina ini mendirikan SMK Bakti Karya pada 2011. Sekolah gratis ini merupakan wujud gerakan publik agar masyarakat mau mengapresias keberagaman Indonesia. Program menyediakan pendidikan gratis selama 3 tahun yang dibantu masyarakat sekitar. Selain multikultural, siswa-siswinya pun ia datangkan dari berbagai etnis, dan agama. Kini Kelas Multikultural telah mendapatkan 250 relawan dan kakak asuh.
Sekolah memiliki program Kelas Profesi untuk membuka jalan pengetahuan, perspektif tentang pandangan dunia dan referensi kerja. Juga program Splash the Peace kegiatan ekspresi perdamaian sekolah multikultur mengusung niat menjadi agen perdamaian. Saat ini sudah ada 80 siswa dari 18 provinsi di Indonesia. Pada tahun 2019, program Kelas Multikultural telah meluluskan 35 siswa dari 6 provinsi. Ai Nurhidayat berharap program seperti ini tidak hanya dilakukan di SMK Bakti Karya Parigi, melainkan di tempat lain. Para siswa-siswi diharapkan dapat belajar bersama-sama menciptakan toleransi antar suku, ras, budaya, dan agama.

Andi Patongai

Si Pemberdaya Wanita Pedalaman

Andi Patongai

Makassar - Sulawesi Selatan

Dusun Bahonglangi, Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Sumatera Selatan memiliki tingkat pendidikan buruk. Angka putus sekolah dengan beragam faktor. Jarak sekolah yang hingga 10-15 km yang harus ditempuh 4-5 jam menembus hutan menjadi alasan lain. Kondisi itu membuat kaum perempuan lebih memilih agar anak-anaknya mencari uang dan membantu keluarga dengan bertani. Melihat kondisi itu, Andi Patogai membuat program Rural Woman Empowerment (RWE) pada 2018. Salah satu program milik Yayasan 1000 Guru Sulawesi Selatan ini bergerak di bidang pemberdayaan perempuan di pedalaman.
Program ini melakukan pendampingan kepada kaum perempuan dalam bidang pendidikan (baca, tulis, dan hitung) dan bidang kewirausahaan karena daerah tersebut kaya akan beras merah, kopi dan madu hutan. Setelah gabung RWE para ibu-ibu mulai paham dan sangat antusias belajar dan mulai menjual produk ke luar daerah mereka. Hal ini juga berdampak pada munculnya keinginan mereka untuk melanjutkan pendidikan anak mereka setinggi-tingginya. Hingga saat ini, 90 persen peserta telah mahir calistung dan mengelola keuangan.

Elkana Goro Leba

Penggali Sumber Air di Raijua

Elkana Goro Leba

Kupang - Nusa Tenggara Timur

Elkana Goro Leba atau biasa dipanggil Elly yang juga seorang dosen Politeknik Negeri Kupang prihatin dengan kampung halamannya yang dilanda kekeringan parah sejak 10 tahun terakhir. Ia memulai gerakan kemanusiaan berupa pembuatan satu sumur untuk 3 Desa Raijua, Nusa Tenggara Timur. Ia merintis pembuatan sumur sejak 2017. Pembuatan sumur dilakukan Elly bersama para pemuda yang berasal dari Pulau Raijua. Elly melakukan semua itu karena melihat masyarakat harus berjalan sekitar 2-3 km untuk mendapatkan air. Untuk biaya penggalian, Elly menggalang dana lewat kitabisa.com. Pada 2018, sudah 3 sumur yang digali dan digunakan masyarakat.
Tahun 2019 ini, ada 3 sumur baru yang sedang digali, terletak di desa Ballu dan Bolua, dan 4 sumur lama/sumur tua yang akan dibersihkan, karena tertimbun longsoran. Salah satu sumur bisa memenuhi kebutuhan air sekitar 30-50 KK bersama dengan ternak-ternak mereka. Ketiga sumur itu terletak di desa Kolorae. Saat ini sekitar 300 KK atau 1.200 warga yang menerima manfaat dari kegiatan ini tersebar di 3 desa yaitu Desa Kolorea,Desa Bolua,Desa Ballu. Dengan dibuatkannya sumur tersebut kebutuhan air bagi warga dan ternak peliharaan terpenuhi.

Maya Stolastika Boleng

Petani Organik Milenial dari Flores

Maya Stolastika Boleng

Mojokerto - Jawa Timur

Wanita kelahiran Waiwerang, Flores Timur lulusan Sastra Inggris ini bisa disebut petani milenial. Ketika anak muda lain memilih bekerja di start-up atau PNS, Maya Stolastika Boleng lebih memilih menjadi petani organik. Lewat Twelve's Organic, Maya mengajak petani beralih ke organik. Pada 2017, Maya menyewa tanah di dusun Claket, Kecamatan Pacet, Mojokerto dan memberikan kursus ekslusif kepada para petani. Tak sekedar memperoleh hasil panen, Maya juga memberi pemahaman para petani soal pertanian organik agar petani lebih mandiri dan bisa mempunyai pasar sendiri.
Petani memiliki kebebasan memilih tanaman tanpa terbebani permintaan tengkulak. Twelve�s Organic juga sering mengundang tamu dari luar negeri untuk datang ke kebunnya. Kini Maya memiliki dua kelompok tani yaitu Kelompok Petani Madani yang fokus kepada tanaman sayuran dan Kelompok Petani Swadaya yang fokus menanam raspberry dan blueberry serta pembuatan pupuk organik. Total, Twelve Organic sudah memiliki 25 petani sayur dan buah. Mereka sudah memiliki pasar yang jelas yaitu 80 rumah tangga, 2 supermarket serta 2 restoran.

Yuliantono

Pencipta Speaker Jangkrik untuk Meningkatkan Produksi Bawang Merah

Yuliantono

Yogyakarta - DI Yogyakarta

Berangkat dari kearifan lokal bahwa suara jangkrik, kinjeng tangis, belalang dan garengpung menandakan hasil panen yang baik, Yuliantono mulai meneliti keterkaitan suara jangkrik dengan produktivitas tanaman bawang merah di Yogyakarta. Tahun 2010, Yuliantono mulai membuat speaker jangkrik. Meski jangkrik mudah ditemukan,namun prosesnya tidaklah mudah. Butuh waktu hampir 1,5 tahun bagi Yuliantono untuk memanipulasi suara jangkrik.
Setelah suara berhasil dimanipulasi dan speaker dikalibrasi, Yuliantono bekerjasama dengan dua petani mulai memaparkan suara jangkrik yang telah dimanipulasi di daerah Krajan, Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Singkat kata berkat speaker suara jangkriknya terjadi peningkatan produksi dari satu kilogram bibit bawang merah menghasilkan 15 kg. Padahal biasanya dari satu kg bibit hanya menghasilkan 10-12 kg. Resonansi suara jangkrik yang memiliki frekuensi 5.000 hz ternyata mampu merangsang pembukaan stomata yang membantu proses fotosintesis lebih maksimal terutama dalam pemasakan makanan dan penyerapan nutrisi. Sehingga terjadi peningkatan produktivitas tanaman bawang merah.

Alan Sahroni

Perekayasa Limbah Nanas Menjadi Serat Kain

Alan Sahroni

Subang - Jawa Barat

Alan Sahroni, pemuda asal Subang sadar banyak limbah nanas dibuang begitu saja. Ia memanfaatkan daun nanas yang tidak digunakan, untuk diambil seratnya dan dijadikan kain. April 2013 Alan membangun UMKM pengolahan limbah daun nanas menjadi serat daun nanas sendiri. Usaha ini melibatkan keluarga dan juga ibu-ibu masyarakat sekitar rumahnya. Pada Juli 2017, Alan mulai menenun serat daun nanas ini menjadi kain dan rompi, ikat kepala, selendang, gantungan dinding dan hiasan lampu tidur. Serat daun nanas sendiri dijual Alan dengan harga Rp 200 ribu - Rp 250 ribu per kilogramnya. Produknya ini telah dipasarkan di sejumlah wilayah, mulai lokal, regional, nasional hingga Malaysia dan Jepang.
Kini sekitar 20-30 kg serat daun nanas bisa dipasarkan dengan omset Rp 20-30 juta rupiah tiap bulannya. Hingga kini UMKM serat daun nanas ini melibatkan 3 orang pada proses ekstrasi, 3 orang koordinator dan 20 ibu-ibu untuk proses pemintalan dan penenunan. Kini Alan mengaku agak kesusahan ketika pesanan melonjak, maka ia berharap ke depannya ingin menambah jumlah mesin yang ia gunakan untuk menenun. Ia berharap bisa lebih banyak memberdayakan para petani di Kampung Cijoged.

Nurman Farieka Ramdhany

Penyulam Sepatu Kulit Kaki Ayam

Nurman Farieka Ramdhany

Bandung - Jawa Barat

Tak menggunakan kulit reptil seperti sepatu pada umumnya, Nurman Farieka Ramdhany manfaatkan kulit kaki ayam sebagai bahan baku sepatunya. Usaha kreatif yang dibangunnya sejak 2015 ini diberi nama Hirka. Sebelum ini, Nurman sempat fokus pada cara pewarnaan ceker ayam agar menghasilkan warna yang cantik dan unik dengan teknologi penyamakan yang diuji coba selama satu tahun.
Setahun berikutnya Hirka mulai memproduksi sepatu dan mulai memamerkan karyanya di INACRAFT sejak tahun 2017. Selain keatifit, Hirka secara tak langsung ikut memberdayakan pengrajin sepatu memanfaatkan peluang dan engalihan penggunaan kulit reptil untuk memproduksi sepatu. Berkatnya, terjadi kenaikkan perekonomian pengepul ceker ayam di pasar dan pengurangan limbah kaki ayam. Dari yang tadinya hanya memproduksi saat ada pesanan. Kini ia berhasil meningkatkan produksi dan penjualannya, dari awalnya 100 pasang menjadi 200 pasang sepatu. Pemasaran yang awalnya melalui mulut ke mulut, saat ini sudah mencapai Aceh, Kalimantan, Jakarta, Jawa, dan Sumatra. Selain itu, usaha ini juga sudah memiliki beberapa pelanggan dari luar negeri seperti dari Singapura, Malaysia, Hongkong, Brasil, dan Prancis.

Erni Sulistiowati

Transformasi Desa dengan Akses Data Single Sign-on

Erni Sulistiowati

Pemalang - Jawa Tengah

Melihat pengelolaan data untuk layanan administrasi desa di Kabupaten Pemalang tidak berjalan semestinya, mendorong Erni Sulistiowati, alumni jurusan Tehnik Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuat aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) untuk menghimpun berbagai data yang ada di desa. Erni membangun web datadesa.id pada 2014. Di web ini terhimpun data penduduk, potensi desa, data keuangan, dan surat menyurat administrasi pemerintahan desa. Pada 2016, web ini dikembangkan dalam versi aplikasi. Dengan sistem single sign on, perangkat desa bisa mengakses berbagai data pemerintahan.
Seluruh penggunaan konten juga dapat dimonitor pemerintah kecamatan dan kabupaten. Pembuatan aplikasi dilakukan bersama anggota Relawan TIK Kabupaten Pemalang. Bekerjasama dengan komunitas Buka Peta, Erni dan kawan-kawan juga membuat peta digital potensi desa untuk perencanaan pembangunan desa, seperti luas sawah, kebun, bangunan dan kolam ikan lengkap dengan nama pemiliknya. Aplikasi datadesa.id sudah digunakan oleh 211 desa di Kabupaten Pemalang dan beberapa kabupaten lain di Provinsi Jawa Tengah dengan total pengguna 2500 desa. Selain di Jawa Tengah, datadesa.id juga digunakan Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Hendro Yulius Suryo Putro

Pendidik Generasi Muda Lewat Robotic

Hendro Yulius Suryo Putro

Surabaya - Jawa Timur

Sekolah robot Hendro Yulius Putro menempati ruko kecil 3 lantai dan di lantai 2 sebuah restoran ayam cepat saji di Surabaya. Pria yang hobi berbagi ilmu kepada muridnya ini adalah seorang pencipta robot. Hendro mengawali mimpinya pada 2011 di SMPI Al Azhar 13 Surabaya dengan merintis ekskul robotic. Ia membuat modul untuk dipelajari siswanya, sampai mampu merancang robot penjejak garis dan mini soccer robot. Pada 2012 Hendro berhasil membuat robot penyiram tanaman Loving Plant Robot. Karyanya ini mendapat special award dari di International Robot Olympiade di Beijing, Cina.
Pada 2016, ia menggagas sekolah robot dan mendirikan yayasan AWG (Adicita Wiraya Guna) Robotic Course. Robot yang sudah dibuat di antaranya; Robot X-Line, Robot Gathering, Robot Transporter, Robot Pemadam Api dan Robot Rescue. Terinspirasi dari robot-robot asal Korea Selatan (Roborobo) ia melakukan riset selama 1-2 tahun untuk mencari dan membuat komponen sejenis sampai akhirnya ia berhasil membuat robot dengan komponen dan sparepart buatan sendiri. Hasilnya di luar dugaan, robot yang dirakit lebih unggul dari robot Korea Selatan. Ini terbukti dengan seringnya mereka meraih juara. Kini sekolah robotic Hendro membawahi 21 sekolah dari Surabaya, Solo, Pasuruan, Gresik, Palu hingga Sorong. Total ada 389 anak tercatat menjjadi murid AWG Robotic Course.

Wakhid Hasim

Perekayasa Traktor Siluman Tanpa Kemudi

Wakhid Hasim

Kebumen - Jawa Tengah

Banyak generasi muda di Desa Tepakyang, Kecamatan Adimulyo, Kebumen enggan bertani dan tidak berminat turun ke sawah. Kondisi ini menyebabkan banyak traktor tangan bantuan pemerintah daerah terbengkalai karena tidak operatornya. Sampai akhirnya, Wakhid Hasim turun tangan mencari solusi dengan memodifikasi traktor tangan bisa dikendalikan remote control. Sejak Januari 2018 Wakhid berusaha mewujudkan purwarupa traktor modifikasinya. Setelah melakukan berbagai percobaan, versi pertama Traktor Siluman dipublikasikan di Facebook pada 15 November 2018.
Cara kerja traktor ini menggabungkan micro controller dan remote drone yang sudah dimodifikasi agar bisa dikendalikan dari jarak jauh. Traktor dapat dioperasikan dari jarak hingga satu km dalam kondisi tanpa halangan. Kelebihan lainnya, efisien bahan bakar diesel hingga mencapai 20 persen dan mampu bermanuver ekstrim di lahan sempit. Hebatnya lagi, produk ini juga mempunyai fitur auto fail safe sehingga bila terjadi hilang kontak atau lost signal antara remote dan kontroler, traktor akan berhenti dan mesin otomatis mati. Traktor juga bisa beralih ke mode manual.

Mohammad Afifi Romadhoni

Penebar Pesan Kebersihan ke Pesantren

Mohammad Afifi Romadhoni

Jambi - Jambi

Pernah mengenyam pendidikan di pesantren membuat Mohammad Afifi Romadhoni lulusan Kedokteran Universitas Jambi ini tahu betul bagaimana kepedulian kesehatan di pesantren. Ia mendirikan Gerakan Pesantren Sehat (GPS) yang rutin mengedukasi pentingnya menjaga kebersihan. Mulai dari cara cuci tangan yang benar hingga menjaga kebersihan asrama.
GPS juga memiliki program Sharing Class PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan CS (Cerita Santri), kegiatan refleksi dan mentoring berbagi masalah dan mencari solusi. Selain soal kebersihan, ada program Patok (Pesantren Tanpa Rokok), Book4Santri (Buku untuk Santri) pengumpulan donasi dan sumbangan buku bekas layak baca. Kemudian setiap bulan Ramadhan ada kegiatan Setara (Santri Sehat Ramadhan Berkah) melalui pengumpulan donasi. Ada pula A day with Lansia, aksi sosial dan gerakan peduli lansia di lingkungan Wisma Tresna Werdha. Belajar menjadi pembawa acara, menjadi kakak yang mendengarkan para santri, maupun kemampuan untuk berbicara di depan orang banyak. Anggota GPS saat ini berjumlah 73 orang yang bergantian melakukan pembinaan di lima pesantren.

Wanda Leksmana

Pemrakarsa Kampanye Perlindungan Anak dari Bahaya Iklan Rokok

Wanda Leksmana

Padang - Sumatera Barat

Wanda Leksmana bersama Ketua Ruandu Foundation , Muharman membuat program melindungi anak dari dampak iklan rokok di Padang. Ia menutup segala jenis iklan, sponsorship rokok serta sosialisasi bahaya rokok dan dampak iklan rokok terhadap anak dan remaja. Wanda juga melakukan advokasi kepada pemerintah untuk menerbitkan kebijakan pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok di Kota Padang. Ia mengganti spanduk rokok di sekitar lingkungan sekolah dengan spanduk ramah anak disertai aksi kolektif tolak jadi target industri rokok di taman Kota Padang.
Berkat aksinya yang diikuti 250 peserta beragam profesi, Wali Kota Padang mengeluarkan Peraturan yang salah satu isinya melarang penayangan iklan produk tembakau di ruang publik. Terhitung 2016, ada 900 anak duta antirokok ikut program ini. Atas upaya-upaya tersebut, tahun 2017 dan 2018, Kota Padang mendapat beberapa penghargaan, seperti penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Nindya dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, penghargaan dari Komnas Pengendalian Tembakau, penghargaan Pastika Parahita dan Pastika Awya Pariwara dari Menteri Kesehatan RI dan beberapa penghargaan lain.

Pedis Care

Si Perawat Luka Penghilang Duka

Pedis Care

Malang - Jawa Timur

Menurut data Internasional Diabetes Federation tahun 2017, Indonesia menduduki peringkat ke-6 jumlah penderita diabetes (dewasa) tertinggi di dunia. Melihat data itu, Ahmad Hasyim Wibisono tergerak mendirikan Pedis Care untuk merawat dan menyembuhkan luka kronis, luka diabetes, kanker, stoma di Malang Jawa Timur.
Uniknya Pedis Care menggunakan android untuk mengkaji luka. Lewat aplikasi di android, mereka bisa mengukur dimensi luka dengan akurat. Rasio kesembuhan luka kronis mencapai 80 persen, khusus luka diabet kesembuhan mencapai 88 persen dengan rata-rata lama perawatan 11 minggu. Selain berobat di klinik, Pedis Care memiliki program homecare. Dengan sistem subsidi silang dari pasien mampu kepada pasien kurang mampu Pedis Care membebaskan atau memberi potongan 50 persen bagi pasien kurang mampu untuk sekali perawatandengan biaya Rp. 250.000. Selain itu, sumber pendanaan juga hadir lewat beberapa kerja sama dengan badan amal dan instansi kesehatan.
Pedis Care juga bergerak di bidang pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. Secara rutin mengadakan seminar dan workshop amal keperawatan serta pelatihan nasional perawatan luka (secara) modern termasuk kelas online gratis.

K & R

Penyamak Kulit Kayu Kapuak

K & R

Lamandau - Kalimantan Tengah

Kabupaten Lamandau, terutama Kecamatan Delang, sempat dikenal dengan kerajinan kulit kayu kapuak berupa dompet, tas, bahkan baju adat. Namun usai kemerdekaan kain-kain modern mulai menggeser fungsi primer kulit kapuak hanya digunakan untuk ikat kepala ketika diadakan upacara adat. Mengetahui kondisi itu, pemuda lokal Yakobus Maylapi berinisiatif melestarikan kerajinan kulit kayu kapuak. Butuh waktu dua tahun eksperimen sampai mampu menyempurnakan teknik-teknik khusus yang produknya bisa dikerjakan tangan hingga terbentuk kain dengan tingkat kehalusan sempurna.
Dari kain itu Yakobus mendesainnya menjadi produksi tas. Ia terus berinovasi membuat produk anti air berbekal damar meranti putih ke produknya. Sejak 2015, produknya berhasil menembus Inggris, Belanda, dan Australia. Ibu-ibu pemasok kulit kayu kapuak pun turut ketiban rezeki. Tiap bulan bisa mengantongi penghasilan tambahan Rp 500 ribu sampai Rp 2 juta perorang. Kini, Yakobus sudah memiliki ijin UMKM kelompok pengrajin kulit kapuak yang ia namakan K&R. Pembentukan kelompok ini memiliki SK dari Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Lamandau.

Seluruh vote yang masuk akan melalui proses verifikasi oleh Tim SATU Indonesia Awards, apabila ditemukan kecurangan maka Tim SATU Indonesia Awards berhak untuk melakukan penyesuaian perolehan vote.